Dari Abu
Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تُكْثِرُوا
الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْب
“Janganlah kamu banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” [Hadits Riwayat At-Tirmizi no.2227, Ibnu Majah
no. 4183, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 7435]
Dari ‘Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
bahawa dia berkata:
مَا رَأَيْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَجْمِعًا ضَاحِكًا حَتَّى
أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ
“Saya tidak pernah melihat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa
terbahak-bahak hingga
kelihatan tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum.” [Hadits Riwayat Al-Bukhari no. 6092 dan Muslim no.
1497]
Penjelasan
ringkas:
Sebaik-baik
perkara adalah yang sederhana dan pertengahan. Tatkala Islam
mensyariatkan untuk banyak tersenyum, maka Islam juga melarang untuk banyak
tertawa, karena segala sesuatu yang kebanyakan dan
melampaui batas akan membuat hati menjadi mati. Sebagaimana banyak makan
dan banyak tidur boleh mematikan hati dan melemahkan tubuh, maka demikian pula banyak tertawa boleh mematikan hati dan melemahkan
tubuh. Dan jika hati sudah mati maka hatinya tidak akan dapat terpengaruh dengan peringatan
Al-Qur`an dan tidak akan mahu menerima nasihat, wal ‘iyadzu billah.
Kerana itu tidaklah kita temui
orang yang paling banyak tertawa kecuali dia adalah orang
yang paling jauh dari Al-Qur`an.
Adapun hukum
banyak tertawa, maka lahiriah hadits Abu Hurairah di atas menunjukkan haramnya, karena hukum asal setiap larangan
adalah haram. Apalagi disebutkan sebab
larangan tersebut adalah karena boleh mematikan hati, dan sudah dimaklumi melakukan
suatu amalan yang boleh mematikan hati adalah hal yang
diharamkan.
Adapun tertawa sesekali (sekali
sekala) atau ketika keadaan mengharuskan dia untuk tertawa, maka ini adalah hal
yang diperbolehkan. Hanya saja, bukan termasuk tuntunan / ajaran Nabi shallallahu
alaihi wasallam jika seorang itu tertawa sampai
terbahak-bahak. Karenanya tertawa terbahak-bahak adalah hal yang dibenci walaupun
tidak sampai dalam hukum haram, wallahu a’lam.
Tanda CINTA kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya. Dalam hadith di atas jelas sekali bahawa kita dilarang banyak ketawa apa lagi sampai terbahak-bahak kerana ini boleh mematikan hati kita. Malangnya umat Islam kini sudah melupakan ajaran-ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Maka tidak hairanlah jika semakin ramai umat Islam yang hatinya telah "mati"!