SYAITAN sebagai musuh yang nyata bagi manusia, tidak pernah
kehabisan cara untuk menjerumuskan manusia dalam keburukan. Tipu dayanya
membuat sesuatu yang sebenarnya SALAH, seolah-olah terlihat menjadi BENAR.
Diantara tipu daya tersebut ialah dengan membuat manusia merasa dirinya SUCI
dan merasa aman dari DOSA.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
Terjemahannya: “Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dia-lah
yang paling mengetahui tentang orang yang BERTAKWA ” [Surah An Najm ayat 32]
Mengenai ayat ini, Syaikh Abdurrahman As-Sa’di menerangkan bahawa
TERLARANGNYA orang-orang beriman untuk menganggap dirinya SUCI dengan suka memuji-memuji
dirinya sendiri. [Taisir Karimir Rahman]
Kebiasaan merasa diri suci merupakan perbuatan YAHUDI dan NASRANI
yang jelas-jelas dicela oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَقَالُوا لَنْ
تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَةً
Terjemahannya: “Dan mereka berkata, ‘kami sekali-kali tidak akan
disentuh api neraka kecuali selama beberapa hari saja” [Surah Al Baqarah: ayat
80]
Bahkan, kerana terlalu merasa diri mereka suci, mereka merasa bahawa
hanya merekalah yang paling layak masuk syurga.
وَقَالُوا لَنْ
يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى
Terjemahannya: “Dan mereka berkata, ‘Sekali-kali tidak akan masuk syurga
kecuali orang Yahudi dan Nasrani’.” [Surah Al Baqarah: ayat 111]
Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala MENCELA kebiasaan mereka ini,
أَلَمْ تَرَ
إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ
وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Terjemahannya: “Apakah engkau (wahai Muhammad) tidak memperhatikan orang-orang
yang membersihkan (memuji) diri sendiri?; bahkan Allah jualah yang berhak
membersihkan (memuji) sesiapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun” [Surah
An-Nisaa’: ayat 49]
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
لاَ تُزَكُّوا
أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ
Artinya: “JANGANLAH kamu merasa diri kamu SUCI, Allah lebih tahu
akan orang-orang yang berbuat baik diantara kamu” [Hadith Riwayat Muslim]
Walaupun orang-orang yang beriman dilarang mengangap dirinya suci,
bersih dari dosa, tetapi mereka tetap BERTANGGUNGJAWAB melaksanakan amar makruf
nahi mungkar, MENYURUH berbuat baik dan MENCEGAH perbuatan mungkar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ
وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ۬ۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ
وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ
وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥۤۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ
إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيم
Terjemahannya: “Dan orang-orang yang BERIMAN, lelaki dan perempuan,
sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka MENYURUH
(mengerjakan) yang ma’ruf, MENCEGAH dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan
zakat dan mereka TAAT kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi RAHMAT
oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.[Surah
At-Taubah ayat 71]
Oleh demikian, apabila seseorang itu melaksanakan perintah amar
makruf nahi mungkar, BUKANLAH bermakna dia menganggap dirinya sebagai orang
yang SUCI dan BERSIH dari sebarang dosa. Tetapi dia hanya MELAKSANAKAN perintah
Allah agar orang-orang beriman melaksanakan amar makruf nahi mungkar menurut
kemampuan masing-masing.
Kewajipan kita hanyalah BERIMAN dan BERTAKWA kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Sekian...semoga bermanfaat.