Sabtu, 6 Julai 2019

Jauhilah DOSA-DOSA besar....!


Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahu bahawa menjauhi dosa-dosa BESAR akan menyebabkan seseorang itu mendapat KEAMPUNAN Allah dan di masukkan ke dalam syurga-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa BESAR di antara dosa-dosa yang kamu dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami akan masukkan kamu ke tempat yang mulia (syurga).” [Surah an-Nisaa’ ayat 31]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” [Hadith Riwayat Bukhari]
Baginda shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai sekalian manusia. Taubatlah kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” [Hadith Riwayat Muslim]

Untuk itu kita semua perlu tahu apakah DOSA-DOSA BESAR...? Dan itu perlu kepada ILMU.
Sekian.


Jumaat, 5 Julai 2019

Larangan Menganggap Diri Suci (Bersih dari dosa)


SYAITAN sebagai musuh yang nyata bagi manusia, tidak pernah kehabisan cara untuk menjerumuskan manusia dalam keburukan. Tipu dayanya membuat sesuatu yang sebenarnya SALAH, seolah-olah terlihat menjadi BENAR. Diantara tipu daya tersebut ialah dengan membuat manusia merasa dirinya SUCI dan merasa aman dari DOSA.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
Terjemahannya: “Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dia-lah yang paling mengetahui tentang orang yang BERTAKWA ” [Surah An Najm ayat 32]
Mengenai ayat ini, Syaikh Abdurrahman As-Sa’di menerangkan bahawa TERLARANGNYA orang-orang beriman untuk menganggap dirinya SUCI dengan suka memuji-memuji dirinya sendiri. [Taisir Karimir Rahman]
Kebiasaan merasa diri suci merupakan perbuatan YAHUDI dan NASRANI yang jelas-jelas dicela oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَقَالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَةً
Terjemahannya: “Dan mereka berkata, ‘kami sekali-kali tidak akan disentuh api neraka kecuali selama beberapa hari saja” [Surah Al Baqarah: ayat 80]
Bahkan, kerana terlalu merasa diri mereka suci, mereka merasa bahawa hanya merekalah yang paling layak masuk syurga.
وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى
Terjemahannya: “Dan mereka berkata, ‘Sekali-kali tidak akan masuk syurga kecuali orang Yahudi dan Nasrani’.” [Surah Al Baqarah: ayat 111]
Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala MENCELA kebiasaan mereka ini,
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Terjemahannya: “Apakah engkau (wahai Muhammad) tidak memperhatikan orang-orang yang membersihkan (memuji) diri sendiri?; bahkan Allah jualah yang berhak membersihkan (memuji) sesiapa yang dikehendaki-Nya dan  mereka tidak dianiaya sedikit pun” [Surah An-Nisaa’: ayat 49]
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ
Artinya: “JANGANLAH kamu merasa diri kamu SUCI, Allah lebih tahu akan orang-orang yang berbuat baik diantara kamu” [Hadith Riwayat Muslim]
Walaupun orang-orang yang beriman dilarang mengangap dirinya suci, bersih dari dosa, tetapi mereka tetap BERTANGGUNGJAWAB melaksanakan amar makruf nahi mungkar, MENYURUH berbuat baik dan MENCEGAH perbuatan mungkar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ۬‌ۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥۤ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيم
Terjemahannya: “Dan orang-orang yang BERIMAN, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka MENYURUH (mengerjakan) yang ma’ruf, MENCEGAH dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka TAAT kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi RAHMAT oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.[Surah At-Taubah ayat 71]
Oleh demikian, apabila seseorang itu melaksanakan perintah amar makruf nahi mungkar, BUKANLAH bermakna dia menganggap dirinya sebagai orang yang SUCI dan BERSIH dari sebarang dosa. Tetapi dia hanya MELAKSANAKAN perintah Allah agar orang-orang beriman melaksanakan amar makruf nahi mungkar menurut kemampuan masing-masing.

Kewajipan kita hanyalah BERIMAN dan BERTAKWA kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Sekian...semoga bermanfaat.